Waktu Tidur yang Baik

Waktu Tidur yang Baik

Sebagian orang perlu istirahat yang cukup untuk bisa lanjut beraktivitas. Istirahat yang di sini ialah tidur yang sesuai. Keseharian beraktivitas membuat badan dan pikiran menjadi lelah, tidur sebagai upaya untuk memulihkan kembali kondisi yang melemah menjadi kondisi kuat dan semangat lagi.

Tidur memiliki dampak negatif dan positif dalam kehidupan. Tidur yang berdampak negatif dalam keseharian apabila tidur secara berlebihan yang menyebabkan waktu terbuang sia-sia sebab waktu tidak dapat kembali lagi. Tidak melakukan suatu aktivitas padahal sudah dibuat rencananya maupun aktivitas yang lainnya yang ingin dicapai akibat tidur yang berlebihan.

Selain itu, ada dampak positif ketika tidur itu cukup untuk keperluan istirahat bukan berlebihan dan tidur pada waktu-waktu yang baik. Dampak positif tidur yang cukup seperti dapat memulihkan stamina yang menurun, membantu pikiran menjadi lebih segar kembali, sehingga dalam beraktivitas bisa maksimal lagi setelah tidur.

Rasulullah Saw, sangat menghargai waktu. Nabi selalu menggunakan waktu secara teratur. Nabi mengatur waktu tidurnya. Dilihat dari waktunya Rasulullah Saw, menyiapkan waktu tidurnya yaitu pada siang hari (Qailulah) dan pada malam hari.[1]

Salah satu waktu tidur yang baik ialah tidur pada waktu siang hari (qailulah). Qailulah merupakan suatu sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw, tidur sebentar pada siang hari. Seperti riwayat yang dikisahkan oleh sahabat Anas bin Malik Ra, yang mengisahkan bahwa Rasulullah Saw melakukan qailulah sebentar di rumah beliau.
“Nabi Saw, pernah berkunjung ke rumah kami. Kemudian, beliau tidur sebentar (qailulah) di rumah kami hingga berkeringat. Lalu, ibu saya mengambil sebuah botol dan berupaya memasukkan keringat Rasulullah Saw, itu ke dalam botol tersebut. Tiba-tiba, Rasulullah Saw, terjaga sambil berkata kepada ibu saya, ‘Hai Ummu Sulaim, apa yang kamu lakukan terhadap diriku?’ Ibu saya menjawab, ‘Kami hanya mengambil keringat engkau untuk kami jadikan wewangian kami.’ Keringat beliau merupakan salah satu wewangian yang paling harum wanginya.”[2]

Sungguh waktu sangat berharga. Sehingga waktu untuk tidur pun bisa diatur agar mendapat manfaat dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk ibadah. Membagi waktu untuk bekerja dan beristirahat yang cukup. Menjadikan tubuh maupun jiwa, dalam melakukan aktivitas bisa seimbang dalam menggunakannya.

Adapun hikmah untuk kita ialah tidur yang cukup dan tidak berlebihan agar bisa melakukan amal ibadah ataupun aktivitas keseharian yang lainnya. Kalau pun sudah tidur atau istirahat bisa melakukan aktivitas yang lainnya. Semangat lagi dalam memulai, bertumbuh, berkembang, menggapai tujuan yang telah direncanakan. Maka raihlah hasilnya setelah berusaha dengan susah payah, berdoa, dan bertawakal kepada-Nya. Semoga apa yang kita lakukan dalam aktivitas sehari-hari bisa mendekatkan diri dan bernilai ibadah di sisi-Nya.



Oleh: Ahmad Norhudlari (Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin)


Referensi:
Chodri, Abdul Ghaffar. The Mirror Of Mohammed, Yogyakarta: Laksana, 2018.

                [1] Abdul Ghaffar Chodri, The Mirror Of Mohammed (Yogyakarta: Laksana, 2018), h. 122.

                [2] Al-Naisaburi, Shahih Muslim., Jilid. 4, h. 1815.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Waktu Tidur yang Baik"