Kerendahan Hati Membawa Kemaslahatan

 

Kerendahan Hati Membawa Kemaslahatan

Rendah hati menjadikan seseorang dalam menjalani kehidupan ini tanpa beban dan menghilangkan akhlak yang tidak baik. Rendah hati membawa kepada kemaslahatan. Sikap yang dilihat dari kepribadian sewaktu melakukan aktivitas. Ketika berbicara dengan sopan santun, ketika berbuat membawa kepada kebaikan.

Pemimpin yang rendah hati akan rela melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat asal rakyatnya bisa senang dan bahagia. Sebab seorang pemimpin yang memiliki budi pekerti baik dan berpengetahuan, juga mengetahui keadaan sosial masyarakatnya.

Masukan ataupun saran dari rakyat akan diterima dan direalisasikan untuk kepentingan bersama. Pemerintah yang baik bukan sekedar menerima dan menampung aspirasi rakyat. Rakyat ingin sejahtera dalam berbagai tuntutan seperti ekonomi, pendidikan, lapangan pekerjaan, pembangunan, fasilitas umum, hak sebagai warga negara, dan lain sebagainya.

Sebuah kisah sahabat Rasulullah Saw yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. dalam Hayat al-Shahabah, karya al-Kandahlawi, ketika itu beliau melakukan kebiasaan memerahkan susu kambing milik Bani Hayy dan diserahkan kepada mereka.

Sewaktu Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. menjadi khalifah seorang gadis berkata, “Sekarang tidak ada lagi orang yang memerah susu untuk kami.” Lantas Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar kabar tersebut. Lalu beliau mengunjungi dan berkata, “Tidak begitu. Demi Allah, aku akan tetap memerah susu untuk kalian. Sungguh aku berharap, aku yang aku masuki (tugas khalifah) tidak mengubah kebiasaanku sebelumnya.” Abu Bakar Ash-Shiddiq  r.a. pun tetap memerah susu untuk mereka. Kadang-kadang ia berkata kepada gadis Bani Hayy, “Wahai gadis, apa engkau suka aku biarkan susu itu berbuih atau aku murnikan tanpa buih?”. Sekali waktu gadis itu berkata, “Biarkan buihnya.” Pada lain waktu berkata, “Murnikan.” Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a memerahkan sesuai dengan keinginan gadis tersebut.[1]

Jika pemimpin baik dalam melaksanakan tugasnya maka menjadi sebuah kebahagiaan untuk rakyatnya. sebagaimana dari kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. tersebut mengajarkan bahwasanya walaupun sudah menjadi suatu pemimpin tetap mengayomi rakyatnya, tidak peduli dikatakan pemimpin yang merendahkan martabat akan tetapi melihat dari sisi yang positif ialah berbuat baik terhadap orang lain tanpa pandang status sosial.

Negara indah, damai, sejahtera, apabila pemerintah dan rakyatnya memiliki hubungan yang baik. Pemerintah menjalankan hak dan kewajiban atas jabatan yang diterima dan rakyat juga mendapat hak dan kewajiban. Rakyat mengikuti ketentuan selama tidak menyalahi norma agama dan hukum yang berlaku.

Rendah hati yang membawa kepada kemaslahatan. Pemimpin dalam mengatur sekaligus berperan langsung dalam memberikan bantuan dan mewujudkan visi maupun misi yang telah dibuat sewaktu menjadi calon pemimpin. Sehingga rakyat mengetahui dan menjadi teladan sebab sosok pemimpin yang baik dalam menjalankan tugasnya.


Oleh: Ahmad Norhudlari (Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin)

Referensi:

Tsabit, Muhammad Khalid. Qisasul Auliya, Kisah Para Kekasih Allah, Edisi Revisi, Cet. II, Jakarta: Qaf Media Kreativa, 2021.



                [1] Muhammad Khalid Tsabit, Qisasul Auliya, Kisah Para Kekasih Allah, Edisi Revisi, Cet. II (Jakarta: Qaf Media Kreativa, 2021), h. 195.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Kerendahan Hati Membawa Kemaslahatan"