Bershalawat kepada Rasulullah Saw

Bershalawat kepada Rasulullah Saw

Bershalawat kepada Rasulullah Saw, Rasulullah Saw merupakan Nabi akhir sekaligus penutup para Nabi. Di dalam diri Nabi mempunyai kepribadian yang mulia. Berakhlak kepada siapapun, tidak hanya berakhlak kepada orang tua, bahkan kepada anak kecil, anak muda juga, dan antar beda agama, sehingga orang yang sebelumnya belum masuk Islam menjadi tergerak hatinya untuk masuk Islam.

Seorang yang cinta dengan kekasihnya maka dia rela mengorbankan dirinya, hanya ingin menyenangkan, membantu dalam hal memperjuangkan Islam, berkhidmat dengan kekasihnya, melakukan kegiatan yang di sukainya. Dengan bershalawat menjadikan kita menyanjung kepada sang pencipta yaitu Allah dan kekasih-Nya yaitu Rasulullah Saw. Shalawat merupakan salah satu zikir.

Memberikan perhatian kepada shalawat menjadikan hidup menjadi lebih indah. Memulai untuk membiasakan untuk bershalawat secara terus menerus memang tidak mudah, perlu kesungguhan, keikhlasan, dan kecintaan terhadap Rasulullah Saw. dan meminta pertolongan kepada-Nya agar selalu bisa bershalawat. Bershalawat dengan niat yang benar dan tulus.

Membaca shalawat bisa di hitung ataupun tidak. Yang menghitung bisa memulai dengan sedikit demi sedikit dengan istikamah, misalkan selama satu bulan, satu hari dengan jumlah seribu kali membaca shalawat, kalau sudah merasa nyaman bisa meningkatkan jumlahnya bisa dua ribu kali, lima ribu kali, dan seterusnya, hingga jumlah yang bisa kita lakukan untuk bershalawat. Janganlah menjadi beban atau ada rasa keterpaksaan sehingga hati tidak ikhlas, akan tetapi perlu menanamkan ikhlas dalam membaca shalawat.

Rasakan nikmat yang didapat setelah bershalawat. Seorang yang sudah menyukai dengan shalawat, ketika melemah atau kurang jumlah bershalawat maka hatinya terasa tidak nyaman, gundah gulana. Karena sudah terbiasa untuk bershalawat dalam kehidupannya. Pada saat beraktivitas bisa bershalawat, maupun di waktu kosong bisa diisi dengan membaca shalawat. Sehingga waktu menjadi berkah.

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab/33: 56.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab/33: 56)

Sebuah kisah dari Youtube Ustadzah Halimah Alaydrus tentang Syekh Al-Jazuli. Syekh Al-Jazuli merupakan penulis kitab Dalailul Khairat. Ketika di sebuah perjalanan beliau batal wudhunya. Akhirnya ketemu air sumur, kemudian beliau mencari timba untuk mengambil airnya, akan tetapi setelah mencari-cari timba tidak ada.

Ada anak kecil perempuan yang berumur sekitar sembilan tahunan lalu beliau menghampiri anak kecil tersebut. Kata Syekh “Nak, bolehlah minta tolong.” Kata si anak, “Boleh Syekh.” Kata Syekh, “Boleh ambilin timba.” Kemudian kata si anak, “Apakah engkau Syekh Al-Jazuli?.” Ya saya Syekh Al-Jazuli.

Syekh Al-Jazuli ingin timba untuk mengambil air untuk berwudhu, beliau meminta timba kepada anak. Anak tersebut tidak memakai timba, ia menghampiri sumur kemudian membaca shalawat dan meludah ke dalam sumur, air yang di sumur tidak lama naik ke permukaan. Anak itu mempersilahkan Syekh untuk berwudhu.

Setelah selesai berwudhu, syekh Al-Jazuli menghampiri anak tersebut. Menanyakan perihal kenapa bisa terjadi sesuatu yang luar bisa kepada anak tersebut. Bahwasanya ibunya mengajarkan kepada anak untuk selalu dekat dengan Allah dan Rasulullah Saw. Ibunya selalu mengenalkan Rasulullah Saw, lihat langit ingat Rasulullah Saw, lihat matahari ingat Rasulullah Saw, lihat bulan ingat Rasulullah Saw, lihat apapun ingat Rasulullah Saw. Keseharian selalu membaca shalawat. Maknanya anak tersebut dekat dan cintanya dengan Rasulullah Saw.

Kemudian setelah pulang Syekh Al-Jazuli membuat bacaan-bacaan shalawat yang bertujuan untuk menyampaikan umat kepada Rasulullah Saw, tulisan beliau dikenal dengan Kitab Dalailul Khairat.

Semakin cinta dengan shalawat maka memberikan kepedulian terhadap shalawat. Tidak lepas bershalawat dalam aktivitas sehari-hari. Lalu seberapa peduli kita untuk membaca shalawat, apakah bershalawat setiap bulan maulid saja?. Menghiasi hari-hari dengan membaca shalawat itulah yang baik, sehingga kalaupun sudah lewat bulan maulid kita tetap melantunkan shalawat.



Oleh: Ahmad Norhudlari (Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bershalawat kepada Rasulullah Saw"