Review Buku: Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu

Buku Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu


Identitas Buku

Judul Buku: Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu
Penulis: Husein Ja’far Al-Hadar
Terdiri dari: 207 halaman
Penerbit: Noura Publishing
Genre: Non Fiksi, Islam Populer

Sebuah buku yang mengenalkan Tuhan ada di hatimu, maksudnya mengingat-ingat-Nya. Melihat kebesaran Allah dalam berbagai keadaan, berbagai tempat, karena semua alam yang ada di dunia merupakan hasil dari pencipta yaitu Allah Swt.

Buku yang ditulis oleh Habib Husein Ja'far Al-Hadar ini, memberikan pengetahuan yang luas tentang pemahaman-pemahaman keislaman, ibadah, sosial, keberagaman. Beliau menjelaskan itu semua di buku ini dengan pendekatan yang halus.

"Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin." (Hal. 10)

Beliau juga memuat tentang hoaks. Hoaks berita bohong. berita yang tidak boleh dipercai. Berita hoaks menjadikan seseorang salah mengambil tanggapan. Hoaks menjadi kacau balau jika telah menyebar ke berbagai penjuru. Hoaks pada zaman sekarang tidak hanya di lingkungan sekitar, akan tetapi bisa menyebar dengan mudah lewat dunia internet.

Akses media sosial yang sangat mudah, memberikan para penyebar leluasa menyebarkannya kepada semua orang. Seperti hal dengan memposting yang belum terbukti kebenarannya.

Selain itu, Habib Husein juga membahas seputar akhlak. Orang memiliki akhlak baik akan memberikan dampak positif, baik pada dirinya maupun orang lain. Akhlak merupakan sesuatu yang indah jika akhlak yang baik, bukan akhlak tercela yang dapat mendatangkan mudarat.

Seorang muslim yang memiliki akhlak baik, berarti mengenal akan budi pekerti Nabi. Nabi memiliki akhlak yang mulia kepada siapa pun. Kepada anak-anak, remaja, orang tua, orang Islam maupun orang non Islam. Indahnya Islam memberikan suatu teladan lewat Nabi, para sahabat, ulama-ulama dan seterusnya.

Orang yang berakhlak baik pastinya memiliki rasa penuh cinta, cinta akan kebaikan, sehingga terciptanya suatu kebahagiaan bagi semua orang. Akhlak tidak hanya seputar kesantunan, tetapi kesantunan yang bersumber dari hati yang tulus.

"Santun saja, enak dipandang. Tapi kalau tak bersumber dari hati, ia tak terasa di hati. Ia bukan akhlak, tapi pencitraan." (Hal. 103)
Ketika seorang laki-laki terpukau kepada seorang perempuan hanya kecantikannya. Tidak dibalut dengan akhlak yang baik akan merugikan laki-laki itu, dan kehidupan rumah keduanya. Kecantikan bukan hanya dilihat dari wajah perempuan itu, tetapi di lihat juga dari isi lubuk hati nuraninya dan perbuatan-perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Habib Husein menuliskan buku ini dengan cara yang mudah diterima dan disimak oleh kaum milenial . Bahasa yang digunakan beliau bukanlah bahasa kaku, beliau menggunakan bahasa kekinian yang relevan.

Kisah-kisah yang dimuat oleh beliau erat dengan kehidupan kita. Kisah-kisah itu memberikan pelajaran yang berharga untuk kita. Kisah memberikan gambaran agar kita bisa memahami apa yang disampaikan oleh penulisnya.

Bab-bab yang dimuat beliau menarik saya, mungkin juga kalian. Inilah bab-babnya.
  • Hijrah
  • Islam bijak, bukan bajak
  • Akhlak Islam
  • Nada, canda, dan beda

Selamat membaca bukunya ya!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Review Buku: Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu"