Review Buku: Berjalan di Bawah Cahaya
![]() |
Buku Berjalan di Bawah Cahaya |
Identitas Buku
Judul Buku: Berjalan di Bawah Cahaya
Penulis: M. Muhammad Bajri
Terdiri dari: xiv + 242 halaman
Penerbit: Elek Media Komputindo
Genre: Non Fiksi, Religion & Spirituality
Setiap orang ingin mendapatkan kebahagiaan. Bahagia apabila memperoleh sesuatu yang diinginkan itu tercapai. Iya tercapai membuat hati menjadi senang. Kebahagiaan bisa datang saat kita memperjuangkan, seperti hal saat ingin membeli sebuah baju yang disukai, kita berusaha dengan membelinya. Bukan untuk mencari cara untuk mendapatkannya dari hal-hal yang tidak baik.
Jika kebahagiaan itu di dapat dengan cara yang negatif maka tidak mengetahui arti kebahagiaan yang sebenarnya. Seseorang ingin bahagia harus mengetahui apakah yang dilakukan bermanfaat ataupun tidak. Sebab bahagia yang dimaksud ialah bahagia di dunia dan akhirat.
Supaya dapat merasakan kebahagiaan harus bisa mengubah pandangan dan cara berpikir. Dengan berpikir yang jernih saat menghadapi berbagai ujian yang menimpa. Ujian mengajarkan untuk selalu kembali kepada-Nya. Sehingga sabar, ikhlas, dan syukur dalam diri bisa dibangun.
Syukur melahirkan kebaikan-kebaikan setelahnya. Kebaikan yang mengantarkan seseorang ke jalan yang diridai-Nya. Setiap saat jika diisi dengan kebaikan akan mendapatkan suatu kebahagiaan.
Buku ini memuat berbagai penjelasan dan dilengkapi dengan kisah-kisah yang inspiratif. Bahasa yang digunakan dalam bentuk tulisan bisa dipahami. Hal tersebut menarik saya membaca buku ini. Selain itu, setiap pembahasan memberikan hikmah.
Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits juga dimuat dalam buku ini. Yang mana memberikan keterangan, ketegasan, pelajaran. Beliau mengemas tulisan dalam buku ini dengan baik. Pembaca akan selalu ingin mengetahui apa lagi setelah bab-babnya.
Pada bagian muhasabah diri. Muhasabah diri yaitu introspeksi diri. Melihat diri dari berbagai suatu keadaan. Mulai dari hati hingga perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Dengan mengetahui apakah sudah ada perubahan dari hari sebelum?, apa saja perbuatan yang telah dilakukan?, apakah bernilai ibadah atau tidak dalam aktivitas keseharian?. Introspeksi diri mengajarkan bahwa diri perlu diperhatikan juga. Jangan sampai memperhatikan orang lain yang di lihat kekurangannya.
Seharusnya melihat diri apa saja kekurangan yang dialami. Apabila mengetahui kekurangan, segera memperbaiki dengan kebaikan.
Sebagai manusia mengetahui diri akan mendapatkan dampak baik. Kita bisa mengetahui pekerjaan atau amal yang sebelumnya. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada diri menjadikan diri untuk tidak sombong. Semua yang ada pada diri merupakan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.
Keutamaan Muhasabah Diri
- Setiap muslim akan berusaha mengetahui kekurangan dan aibnya.
- Ketika beribadah, orang yang melihat dirinya untuk melakukan hak kewajiban sebagai hamba.
- Muhasabah diri juga mengajarkan dan mengingat bahwa nanti kita dimintai pertanggungjawaban di akhirat terhadap perbuatan kita.
- Muhasabah diri mengajarkan juga untuk tidak melakukan maksiat. Sehingga senantiasa melakukan amal ibadah dan menaati perintah-Nya.
"Imam Ahmad meriwayatkan, Umar bin Khattab berkata, "Hisablah dirimu sebelum dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang! Sesungguhnya berintrospeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari." (Hal. 122)
Hidup ini indah jika kita memiliki rasa untuk selalu introspeksi diri. Umur yang diberikan oleh Allah dipergunakan dengan sebaik mungkin. Apakah sudah digunakan untuk kebaikan yang bernilai ibadah atau belum? Semoga kita bisa melakukan introspeksi diri.
Buku ini membahas secara mendalam mengenai kebahagiaan, seperti kebahagiaan hakiki, bersyukur kepada Allah, berbakti kepada Ibu, berzikir kepada Allah, berdoalah kepada Allah, dan seterusnya. Selamat membaca buku ini ya.
0 Response to "Review Buku: Berjalan di Bawah Cahaya"
Post a Comment